Penjelasan Polda Metro Jaya Mengenai Demo Anti-Ahok yang Berujung Bentrok


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri peresmian Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Penjaringan Indah, Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun kehadiran Basuki di acara tersebut mendapat penolakan dari sejumlah orang.
Penolakan tersebut hingga menyebabkan sekelompok orang bentrok dengan polisi.
Hal itu dipicu lantaran aparat kepolisian dilempari batu oleh kelompok anti-Ahok.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan pihak kepolisian sudah memprediksi akan terjadi aksi anarkistis dari sekelompok orang.
Untuk itu polisi telah mempersiapkan rencana A dan B untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Kami bikin plan A plan B. Seakan-akan Ahok lewat rutenya tapi ternyata kita pakau rute lain. Aman masuknya, saat pulangnya juga begitu sehingga mereka tidak bertemu dengan Ahok," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/6/2016).
"Kami upayakan jangan sampai ketemu, kalau ketemu sama saja memberikan umpan toh," sambungnya.
Awi menjelaskan sekelompok orang tidak terima karena gagal bertemu Ahok.
Hingga akhirnya mereka yang tidak puas melakukan aksi anarkistis dengan melempari polisi dengan batu.
"Namun yang terjadi mereka tidak puas karena mereka memang kontra Ahok. Akhirnya mereka lempar-lemparin kami. TKP pelemparan sama TKP peresmian jaraknya sekilo, jauh. TKPnya di Jalan Bandengan Penjaringan," ucapnya.
Awi menuturkan untuk meredam aksi anarkitis dari massa anti Ahok tersebut, terpaksa polisi menembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Menurut Awi hingga kini belum ada orang yang diamankan dari insiden tersebut.
"Belum ada yang diamankan, kalau diamankan takutnya massa lebih anarkis," ucapnya.