Mengenaskan, Asep Pilih Gantung Diri Karena Tak Boleh Tidur di Rumah


Diduga ribut dengan orangtuanya, Asep Abdullah (25) warga Desa Tanjung Raman, Kecamatan Ujanmas, Kabupaten Muaraenim, nekat gantung diri di pondok sawah dekat desanya, Minggu (22/5/2016) sekitar pukul 07.00.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, kejadian berawal Sabtu (21/5/2016) sekitar pukul 20.00, korban datang ke pondoknya sendirian.
Lalu Mulyadi, yang merupakan tetangga pondok korban, menyambangi pondok korban dan sempat mengobrol.
Dari obrolan tersebut, korban bercerita bahwa ia terpaksa tidur di pondok malam ini karena dilarang oleh orangtuanya untuk tidur di rumah.
Karena hari sudah mulai larut, Lalu sekitar pukul 21.00, Mulyadi izin pamit untuk pulang ke pondoknya untuk menutup pintu pondok dan pulang ke desa.
Keesokan harinya, Minggu (22/5/2016) sekitar pukul 05.30, Mulyadi berangkat ke sawahnya untuk mengangkut padi. Dan sekitar pukul 7.00, Mulyadi melanjutkan melihat bubuh (perangkap ikan) belut miliknya yang berjarak sekitar 50 meter dari pondok korban.
Dan tiba-tiba Mulyadi mendengar suara HP korban berdering terus menerus. Karena penasaran tidak diangkat-angkat, akhirnya Mulyadi mencoba mencaritahu penyebabnya.
Dan betapa kagetnya ketika tiba didekat pondok korban yang tidak mempunyai dinding hanya atap saja, Mulyadi melihat korban sudah tergantung di salah satu kasau pondok korban dalam kondisi meninggal dunia dengan leher terikat kain taplak meja.
Atas temuan tersebut Mulyadi langsung pulang ke desa dan memberitahukan temuan tersebut ke keluarga korban.
Kemudian keluarga korban memberitahukan ke Polsek Gunung Megang, dan petugas langsung meluncur kelokasi dan melakukan olah TKP.
Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Biladi Ostin didampingi Kasubag Humas Iptu Arsyad Agus, mengatakan korban diduga tewas akibat gantung diri.
Pada saat ditemukan, korban menggunakan switer warna coklat dan celana levis panjang warna hitam.
Sedangkan di leher terikat kain taplak meja warna putih dan mengeuarkan hingus dari hidung. Saat ini, pihaknya sudah divisum dan dimakamkan di pemakaman desa.(